• Penanggalan Ibrani

    Mei 2012
    S S R K J S M
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    28293031  
  • INFORMASI PENTING

  • Pendapat Anda

    Jmfart.Blogspot.Com pada First Messianic Jewish synagog…
    josysuitela pada HIPNOTIS ALKITABIAH ATAU …

Ini Gerakan Yang diperlukan: World Prayer Assembly (WPA) 2012

         Ribuan pemimpin dari lebih 100 negara diperkirakan sudah berkumpul di Jakarta. Ini adalah bagian dari gerakan doa global yang didasarkan pada visi seluruh bumi dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN (Habakuk 2:14).
Acara puncak yang berlangsung  kamis (17/5/2012), di Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat telah dihadiri oleh ratusan ribu umat kristani dari Jabodetabek.  Acara yang dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono dan  didampingi oleh Ketua Panitia WPA 2012, Pdt. Dr. Bambang Widjaja dipenuhi dengan berbagai  macam atribut seperti balon dan spanduk.

“Kami memiliki suatu tujuan, yaitu berdoa untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia dan bangsa lain. Kita perkirakan 120.000 orang mengikuti  acara ini yang berasal dari beberapa negara,” ungkap Antonius Natan, Ketua Bidang Supporting WPA 2012, ditemui di sela-sela acara.

Ratusan ribu umat TUHAN bersatu hati berkumpul untuk mendoakan agar Indonesia menjadi lebih baik.  Acara serupa pertama berlangsung di Seoul, Korea, pada tahun 1984, yang  meluncurkan sebuah gerakan doa internasional dan dobrakan penginjilan  yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kebangkitan doa dan penginjilan nampaknya akan melanda Indonesia, seperti tema dari acara ini “Let the New Wave of His Glory Fill the Earth!” Kehausan akan perubahan terlihat dari kesungguhan dan  kekhusyukan seluruh peserta doa yang hadir, dari mulai anak-anak sampai orang lansia. Acara yang berakhir pada pukul 11 malam ini telah membawa urapan doa dan penginjilan di Indonesia.

Study to Learn; Learn to Do

If you walk in My statutes and keep My commandments so as to carry them out … (Leviticus 26:3)

The Torah saying, “If you walk in My statutes and keep My commandments so as to carry them out … ” (Leviticus 26:3). Isn’t that a bit redundant? What is the difference between (1) walking in the statutes, (2) keeping the commandments and (3) carrying them out? In his classic commentaries on the Torah, Rashi wondered about this too and proposed a solution. He suggested that “walking in the statutes” refers to intensive study of the Torah. “Keeping the commandments” refers to learning how the commandments of Torah are properly kept. “Carrying them out” refers to actually doing what the commandments say to do. In other words, we should study Torah for the purpose of learning it, and we should learn it for the purpose of doing it.

This approach to Torah may seem obvious. It isn’t. Sometimes we study the Bible simply for the sake of learning the Scriptures, but we never get around to doing what the Bible tells us to do. We often hear the Word of God and learn its message but fail to put it into practice. This is especially true in regard to the laws of Torah. In some Christian schools of thought, the laws of Torah are believed to have spiritual meanings instead of literal meanings. That suggests that the laws of Torah were never meant to be kept; they were only meant to be understood as spiritual lessons. Early church writings spoke about the spiritual meanings of the Torah’s commandments while discouraging people from actually practicing the Torah. That kind of thinking resulted from the influence of philosophical thought in the early church. In the philosophical worldview, the acquisition of knowledge is a worthy goal in and of itself.

In Jewish thought, the purpose for studying is more than simply the acquisition of knowledge. Knowledge and learning are regarded only as means for better serving God. Therefore, in Jewish thought, we study to learn and we learn to do.

Prophesied of Sukhoi in Indonesia

Nubuatan yang cukup akurat, membuktikkan Tuhan masih terus bekerja. Siapa  yang percaya akan diselamatkan. Adakah para pemimpin bangsa-bangsa percaya akan Tuhan Yeshua. Masih banyak lagi kejutan-kejutan yang akan menimpa dunia ini, sebagai pengingat keberadaan TUHAN sungguh nyata dan ada. Perhatikan situasi ekonomi yang terjadi di Eropa dan menyusul di Amerika pada bulan-bulan ke depan. Bersiaplah menghadapi goncangan-goncangan ekonomi yang baru.

Sukhoi : Lagi, kecelakaan pesawat yang dieksploitasi dan dilupakan

Banyak sudah kecelakaan pesawat yang terjadi di Negeri Bencana ini, namun semua hanya menarik untuk disaksikan dan diprihatinkan sementara.. Sedangkan pembelajaran dari peristiwa kecelakaan-kecelakan tersebut tidak dijadikan antisipasi,khususnya untuk pertolongan setelah bencana. Kecelakaan yang menimpa pesawat Sukhoi Superjet-100, sangat memprihatikan dan mengenaskan, hancur luluh badan pesawat beserta seluruh penumpangnya cukup memilukan dan mengerikan untuk dibayangkan.

Gambar

GambarGambar

Lokasi jatuhnya pesawat hanya sekitar 2,5 kilometer dari Kawah Ratu atau tak jauh dari lokasi penemuan bangkai pesawat Cassa 212 milik TNI AU yang jatuh pada 2008 dan menewaskan 18 orang penumpangnya. Berdasarkan perhitungan Tim SAR, posisi penyelamatan paling dekat adalah Desa Cijeruk yang berada dalam jangkauan sekitar 1,7 Nautical Mile atau sekitar tiga kilometer dari desa terdekat.

Berdasarkan foto udara yang diambil Kopilot Letnan Satu Pnb Budiono pada pukul 09.10, terlihat reruntuhan berada di bawah tebing curam dengan ketinggian sekitar 2.500 kaki. Badan pesawat bagian depan hancur dan menyisakan bagian ekor pesawat yang berwarna biru dengan gambar logo segitiga khas Sukhoi.

Diduga, pesawat menabrak tebing dengan kecepatan tinggi, sekitar 800 kilometer per jam, pilot mencoba menghindar saat menyadari di depan ada tebing, namun naas ketinggian pesawat tidak memungkinkan menghindar akhirnya perut pesawat membentur tebing. Tak ayal menghasilkan ledakan yang besar dan meluluhlantahkan seluruh pesawat berkeping-keping. Bahkan pepohonan disekitar ledakan hangus dan menjadi kering. Kecil kemungkinan ada yang selamat dari kecelakaan ini, karena bahan metal badan pesawat saja hancur berkeping-keping.  Betapa rentannya tubuh manusia.

Gunung Salak sendiri terletak pada 6°43′ LS dan 106°44′ BT terdiri dari dua puncak yang ketinggiannya mulai dari 2.180 m dpl (7.152 kaki)sampai 2.211 m (sekitar 7.253 kaki). Dengan ketinggian yang cukup curam, Gunung Salak menjadi salah satu gunung tantangan bagi pendaki gunung.